Pegawai negeri sipil Pemprov Surabaya,
Faradina Ilma (25), yang dilaporkan hilang dari tempat kost nya di daerah Kebonsari Surabaya sejak November 2015. Ia
diduga ikut dalam organisasi Gafatar bersama kekasihnya. Ia sempat keluar dari Gafatar tapi terus dibuntuti perekrutnya. Sebelum hilang ia sempat mengatakan pada teman kostnya bahwa dia akan pergi untuk menegakkan agama dan keadilan.
Hilangnya Faradina Ilma (25), PNS cantik yang bekerja di Jawa Timur menjadi duka mendalam bagi orangtuanya di Semarang, Jawa Tengah. Mereka tidak menyangka bahwa putri pertamanya yang dikenal penurut dan cerdas bisa terjerumus mengikuti aliran sesat Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar).
"Fara anaknya baik dan selalu nurut dengan orangtua. Ia juga selalu berprestasi semenjak SD hingga kuliah," kata Nurul, ibu kandung Faradina di kediamannya, Kamis 14 Januari 2015.
Diceritakan Nurul, kepandaian dan prestasi Fara sudah terlihat semenjak masih duduk di sekolah dasar hingga jadi PNS di Dinas PU Cipta Karya Pemprov Jawa Timur. Ia bahkan menyelesaikan jenjang S1 di Universitas Diponegoro Semarang dengan predikat coumlaude, hingga mendapatkan beasiswa S2 di kampus yang sama selama dua tahun.
Kejanggalan tentang sikap Fara mengikuti Gafatar, kata Nurul, diketahui sejak masih duduk dibangku kuliah. Fara sudah diketahui aktif mengikuti sejumlah kegiatan sosial Gafatar. Saat itu pemikiran-pemikiran Fara sudah banyak berubah, seperti suka berdebat dengan orangtua hingga pandangan beragama yang aneh.
"Lalu saat lulus S2 itu Fara akhirnya berhenti ikut Gafatar di Semarang,"
Namun setelah lulus kuliah di tahun 2012, doktrin Gafatar itu ternyata masih melekat di pemikiran Fara. Ia bahkan menolak keras ikut seleksi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) di Jakarta dan Jawa Timur seperti yang disarankan orangtuanya.
"Semula ikut PNS enggak mau, debat dengan kita, tapi atas bimbingan, masukan dan pemahaman kami akhirnya mau," katanya.
Kedua orangtua Fara pun mengaku lega, karena Fara akhirnya setuju untuk ikut seleksi PNS di Jakarta dan Surabaya. Bahkan berkat kepandaiannya, gadis mungil ini bisa lolos seleksi PNS di dua kota tersebut.
Sampai akhirnya Fara lebih memilih mengambil kerja PNS di Surabaya dan indekos di Jalan Kebonsari Manunggal, Jambangan, Surabaya.
"Kami sebenarnya sudah lega karena Fara sudah jauh dari Gafatar setelah tinggal di Surabaya. Tapi ternyata juga masih diikuti oleh Gafatar hingga direkrut seperti ini, " kata Nurul.
Dara cantik ini diduga pergi bersama pentolan Gafatar Jawa Timur yakni Eko Siswandoyo, pria Jember berusia 31 tahun. "Eko ini Ketua Gafatar di Jatim yang merekrut Fara. Mereka sudah berhubungan dekat sejak Juli 2015 atau tepat saat puasa. Itu yang diceritakan oleh teman kosnya Fara," bebernya.
Terakhir kali orangtua Fara berkomunikasi dengan anaknya yakni pada 21 November 2015 kemarin. Saat itu, Fara masih sempat berkirim pesan singkat untuk menanyakan kabarnya.
"Tapi setelah itu tidak bisa dihubungi lagi sampai sekarang. Kami bahkan telah telusuri ke rumah Eko di Jember, tapi orangtuanya juga mengaku Eko udah lama tidak pulang, " kata dia.
Posting Komentar
Silahkan berkomentar dengan baik & sopan