Proyek
kerera api super cepat memang lagi gencar-gencarnya dipromosikan oleh
China & Japan di Era perdagangan bebas Masyarakat Ekonomi Asean
(MEA) atau dalam bahasa internasiaonall disebut sebagai ASEAN Economic
Community (AEC). Tentu saja harga yang diperdagangkan untuk membeli
kereta api super cepat ini tidaklah murah dan terbilang fantastic. Lalu
dari manakah dana untu membeli kereta api super cepat ini? Kalau dana
yang digunakan untuk membeli produk ini adalah dana pribadi/milik
sendiri/perorangan sih tak masalah toh yang bayar dirinya sendiri. Tapi
kalau danna yang digunakan untuk membeli kereta api super cepat ini
adalah dana milik orang lain atau bahkan mencangkup dana beberapa orang
lain maka harus ada perundingan dulu hingga beberapa orang saling
sepakat, terlebih lagi jika dana yang digunakan mencangkup masyarakat
maka harus di rundingkan secara luas apakah masyarakat setuju atau tidak
dan harus menuai kata sepakat bersama untuk menentukan berapakah
besarnya dana, apakah keuntungan yang didapat semua pihak(bukan
beberapa pihak), bagaimana cara membayarnya & siapa pula yang
akan bertangunggun jawab jika tidak dapat membayarnya..?
Perbandingan Kereta Api Cepat Buatan China & Japan
Jepang
dan China sedang memperebutkan proyek kereta api cepat (high speed
train) yang akan dibangun oleh pemerintah Indonesia. Proyek kereta api
cepat memang sudah ada di dalam road map pengembangan jalur kereta api,
yaitu Jakarta–Bandung 140 kilometer (km) dan Jakarta–Surabaya sepanjang
700 km.
Nilai investasi kereta api cepat untuk
Jakarta-Bandung berdasarkan kalkulator Jepang nilainya 6,2 milyar dollar
Amerika sedangkan nilai investasi kereta api cepat berdasarkan hitungan
China mencapai 5,5 milyar dollar Amerika. Berdasarkan nilai investasi,
kereta api cepat China memang lebih murah dibandingkan dengan Jepang.
Namun besaran nilai investasi bukan lah patokan mana yang lebih
menguntungkan bagi Indonesia.
Kalau
dilihat dari pinjaman untuk biaya pembangunan kereta api cepat, bunga
pinjaman China lebih tinggi 20 kali lipat dari pada bunga pinjaman dari
Jepang. Jepang memberikan pinjaman sebesar 75% dari 6,2 milyar dollar
dengan tenor 40 tahun dengan bungan 0,1% pertahun. Sedangkan China
memberikan pinjaman 75% dari 5,5 milyar dollar dengan tenor 40 tahun dan
bunga 2% pertahun.
Jika kereta api cepat dibangun
China, hitung-hitungan kasarnya kita harus membayar total bunga ke China
selama 40 tahun sebesar 82,5 juta dollar atau 2,062,500 dollar
pertahun. Sedangkan Jepang, kita membayar bunga selama 40 tahun 4,6 juta
dollar atau 116,250 pertahun. Rinciannya:
Jika kereta
api cepat dibangun oleh Jepang maka uang yang dipinjam dari Jepang,
hitungannya, 6,6 milyar dikali 75% = 4,650,000,000. Utang yang
dibayarkan setiap tahun, 4,650,000,000 / 40 tahun = 116,250,000.
Sedangkan bunga yang dibayarkan setiap tahun, 116,250,000 x 0,1% =
116,250. Total bunga selama 40 tahun 4,650,000 dollar.
Jika
kereta api cepat dibangun oleh China maka uang yang dipinjam dari
China, hitungannya, 5,5 milyar dikali 75% = 4.125.000.000. Utang yang
dibayarkan setiap tahun, 4.125.000.000 / 40 tahun = 103.125.000.
Sedangkan bunga yang dibayarkan setiap tahun, 103.125.000 x 2% =
2.062.500. Total bunga selama 40 tahun 4,6 juta dollar.
Nah,
kalau dilihat dari porsi kepemilikan kereta api cepat, kereta api cepat
yang dibangun oleh Jepang lebih menguntungkan Indonesia ketimbang
China. Karena, ketika kereta api cepat Jepang beroperasi, keuntungannya
bagi Indonesia minimal 75% maksimal 100% (tergantung dari pemerintah
Indonesia mendanai 25 persennya darimana). Sedangkan kereta api cepat
China beroperasi, keuntungan bagi kita hanya 60% dan 40% untuk negara
Tirai Bambu.
Jepang memberikan pinjaman dana sebesar
75% dan sisa dana pembangunan tergantung dari keinginan pemerintah,
apakah menggandeng pihak ketiga untuk mendanai 25 persennya lagi. Atau
25% meminjam dari pihak lain. Jika meminjam dari pihak lain, keuntungan
bagi Indonesia dari kereta api cepat bisa 100%. Ketika dana pinjaman
Jepang dalam masa angsuran maupun sudah lunas, kepemilikan saham milik
Indonesia sendiri dan untungnya bagi Indonesia.
Sedangkan
China, 75% dari dana pinjaman dan 25% didanai bersama antara China dan
Indonesia. Dan skemanya 40 persen milik China dan 60 persen milik
Indonesia. Tentu saja untungnya Indonesia cuma 60%.
Kalau
kereta api cepat dibangun China, mereka untung banyak. Dana membangun
kereta api cepat 75% kita pinjam dan nantinya dikembalikan dalam 40
tahun, tetapi kepemilikan Indonesia hanya 60%. Ketika utangnya sudah
lunas untungnya tetap 60%. Mereka sudah dapat bunga pinjaman dan untung
40% dari keuntungan penjualan tiket kereta api cepat.
Perbedaan
keuntungan bagi Indonesia dari kereta api cepat Jepang dan China jelas
berbeda, 75%-100% banding 60%. Namun tetap bahwa porsi kepemilikan lah
yang menentukan besaran keuntungan bagi Indonesia bukan besaran nilai
investasi yang ditawarkan Jepang maupun China.
Dari
Perbandingan diatas banyak hal yang harus dipikirkan matang
berkali-kali, salah satunya yang paling penting adalah tingkat keamanan
yang mana potensi nyawa tidak dapat dibeli dengan uang dan setiap korban
yang meninggal tidak bisa dihidupkan kembali.
Indonesia menjatuhkan pilihan kepada Cina
Indonesia
menjatuhkan pilihan kepada Cina dan meninggalkan proposal Jepang.
Pejabat Indonesia menerangkan, Cina terpilih karena berani memberi
fasilitas pinjaman senilai 5 milyar Dolar AS tanpa menuntut jaminan.
Tadinya,
ada dua raksasa yang memperebutkan proyek besar ini: Cina dan Jepang.
Jerman juga ingin mengajukan proposal, tapi kedua negara itu yang punya
tawaran lebih berani. Pemerintah Indonesia dan Presiden Jokowi sempat
menunda keputusan itu untuk mempelajari lebih baik lagi tawaran dari
masing-masing negara.
Pemerintah
Indonesia tadinya ingin membangun layanan keretan api super cepat (150
km/jam), namun karena biayannya terlalu tinggi lalu beralih ke kereta
api kecepatan menengah.
"Sementara negara-negara lain
seperti Jepang dan Jerman meminta jaminan dari pemerintah, dan kami
tidak mampu ini karena anggaran kami terbatas," tambahnya.
Dengan
memenangkan proyek penting ini, Presiden China Xi Jinping dianggap
cukup berhasil membentuk jalur perdagangan penting bagi negara itu,
sesuai dengan prinsip "Satu Jalur Satu Jalan": Yaitu membangun jaringan
pelabuhan, jalur kereta api dan jalan tol yang nantinya bisa membantu
perluasan kegiatan perdagangan, investasi dan pengaruh politik di
kawasan Asia.
Lobi Jepang sampai menit-menit terakhir
Sampai
menit-menit terkahir, Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe melakukan
lobi-lobi kencang untuk memenangkan tender kereta api cepat
Jakarta-Bandung itu.
Untuk
Jepang, kekalahan proyek rel ini merupakan satu kerugian cukup besar,
terutama setelah upaya-menit terakhir oleh Jepang untuk memberikan
tawaran yang lebih baik dari Cina.
"Pemerintah Jepang
masih percaya bahwa proposal kami lebih baik dan paling layak," ucap
Kijima, pejabat Kedutaan Besar Jepang di Jakarta. "Kami berharap, di
masa depan mereka akan lebih transparan dan adil," tambahnya.
Sebenarnya
jepang agak kecewa karena indonesia lebih memilih produk China dari
pada produk Jepang, selama ini jepang sudah diammbang keresahan yang
dalam karena produk-produk China yang semakin hari semakin
banyak/menjamur di seluruh dunia khususnya di bidang elektronik. Padahal
jepang mengganggap bahwa produk buatan jepang itu lebih baik &
lebih berkualitas daripada produk buatan China.Tapi bagaimanapun
persaingan tetaplah persaingan, dan persaingan semakin hari semakit
ketat saja. Disis lain selama ini jepang adalah negara investor terbesar
di indonesia daripada investor china di indonesia, tapi mengapa
Indonesia malah memilih china?
Pro Kontra 4 BUMN Yang Dikorbankan Untuk Proyek Kereta Api Cepat
Pro-kontra
proyek kereta cepat (high speed train/HST) Jakarta-Bandung, yang baru
diresmikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada 21 Januari 2016, terus
bergulir. Federasi Serikat Pekerja (FSP) BUMN Bersatu khawatir jika
layanan kereta tersebut merugi aset empat BUMN yang mengolola kereta
cepat berpindah tangan ke China.
Empat BUMN yang akan mengerjakan proyek ini adalah :
- PT Wijaya Karya
- PT Kereta Api Indonesia
- PT Jasa Marga
- PT Perkebunan Nusantara (PTPN).
Adapun
komposisi penyertaan saham dalam PT Pilar Sinergi BUMN adalah WIKA
sebesar 38% atau senilai Rp1,71 miliar, PTPN VIII sebesar 25% atau
senilai Rp1,12 miliar, KAI sebesar 25% atau senilai Rp1,12 miliar, dan
Jasa Marga sebesar 12% atau senilai Rp540 juta.
"Komposisi
saham kepemilikan operator kereta api cepat Jakarta-Bandung ini, yaitu
PT KCIC memiliki saham sebesar 60% dan China Railway International Group
(CRIG) 40%," ujarnya dalam keterangan resmi di Jakarta, Minggu
(31/1/2016).
Pembangunan proyek kereta api cepat yang
menelan biaya USD5,5 miliar atau sekitar Rp75 triliun (kurs
Rp13.680/USD) tersebut masih di luar ongkos pembebasan lahan jalur
kereta api milik PTPN VIII dan Jasa Marga. Total biaya tersebut didapat
KCIC dari pinjaman China Development Bank (CDB) dan dengan fasilitas
dari China Railway Engineering Corp (CREC) yang merupakan produsen
kereta api cepat.
"Artinya, PT Pilar Sinergi BUMN
mempunyai kewajiban untuk membayar kredit pada China Development Bank
sebesar 60% x Rp80 triliun atau sebesar Rp48 triliun dalam waktu yang
ditentukan, sementara CREC menanggung sisanya," ungkapnya.
Menurutnya,
keuntungan produsen kereta api cepat asal Negeri Tirai Bambu dalam
proyek ini adalah sahamnya langsung merangkak naik 3% saat Presiden
Jokowi melaksanakan groundbreaking pembangunan kereta cepat
Jakarta-Bandung.
Namun, Arief menilai harga yang
dibebankan kepada KCIC untuk membangun proyek ini tiga kali lebih mahal
dari proyek serupa yang dibangun di China dengan rute Haikou-Sanya.
"Padahal, jalur (kereta api cepat Haikou-Sanya) memiliki humidity,
kontur tanah dan keadaan geologi, cuaca, dilalui jalur gempa bumi yang
lebih sulit dari pada jalur Jakarta-Bandung," ungkapnya.
Selain
itu, lanjut Politisi Partai Gerindra ini, semua peralatan mulai dari
rel, kabel, instalansi elektrik, hingga lokomotif untuk membangun kereta
cepat ini diimpor dari China tanpa kena bea masuk. "Investor yang
berinvestasi di sektor infrastruktur diharapkan membuka lapangan kerja
baru bagi rakyat Indonesia. Tapi rencananya 89% pekerja di proyek
tersebut berasal dari China," bebernya.
China pun
meminta jaminan dari pemerintah berupa sovereign guarantee yang meliputi
jaminan keberlangsungan proyek tersebut hingga selesai dan pasca
pengoperasiannya selama masih merugi. Untuk mendapatkan pinjaman, CDB
pun sudah pasti meminta subsidiary loan agreement (SLA) dari pemerintah
untuk menjamin pinjaman tersebut.
Jika
dalam perjalanan hingga pengoperasian kereta cepat ini terus merugi,
kata Arief, maka para pemegang saham diminta untuk menyuntikkan working
capital. "Jika Pilar Sinergi BUMN gagal menyuntikkan modal, maka saham
KCIC otomatis akan terdelusi. Nah, kalau sudah terdelusi maka
melayanglah aset-aset BUMN tersebut ke China," tandasnya.
Selain
itu ia juga menilai empat BUMN di konsorsium untuk pembangunan kereta
cepat Jakarta - Bandung ini diprediksi akan bangkrut karena proyek yang
sebagian besar dibiayai China Development Bank (CDB) mahal dan tidak
terlalu mendesak.
"Kalau
empat BUMN ini dimasukan ke konsorsium, saya bertanya uangnnya
darimana. Kalau begitu terus, empat BUMN ini bisa bangkrut," katanya.
Agus
memprediksi berani masuknya modal dari CDB karena China ingin
mengerjakan proyek kereta cepat Jakarta - Bandung dengan satu paket.
Atau dengan kata lain, pekerja kasarnya pun dari China.
"Biasanya
investor China masuk sini paket-an, dari tenaga ahli sama tenaga
kasarnya ikut, mungkin tukang pijitnya dia juga dibawa ke sini,"
jelasnya. "(Harusnya) yang boleh masuk di sini tenaga ahli saja, dan
bukan tenaga kasar, tenaga kasarnya harus orang kita jangan semuanaya
diajak 1 paket," sambung Agus.
Untuk diketahui, PT
Wijaya Karya hanya memiliki total aset sekitar Rp5,5 triliun. Sementara
modal awal yang harus disetor oleh perusahaan plat merah ini sebesar Rp
4,4 triliun atau 38 persen dari 25 persen setoran modal awal.
"Aset
Rp5,5 triliun yang sudah consolidated, nggak akan terkejar. PT KAI
punya aset Rp7 triliun dan sebagian besar tanah, tapi dia punya
kewajiban membayar utang Rp1,4 triliun dari beli gerbong dan lokomotif
yang harus dibayar," kata Agus.
Selain itu Agus menilai
pihak Jasa Marga saat ini juga tengah disibukan pembangunan jalan tol.
Sehingga mereka juga harus menyiapkan anggaran untuk pembangunan
tersebut.
Sebagaimana
diketahui sebelumnya, pada Kamis(21/1/2016) kemarin, Presiden Jokowi
telah melakukan groundbreaking pembangunan Kereta Cepat Jakarta-Bandung
di Cikalong Wetan, Bandung Barat, Jawa Barat. Proyek yang sepanjang 142
kilometer ini dikerjakan konsorsium China Railway International Co.Ltd
dengan gabungan empat badan usaha milik negara (BUMN) dan menghabiskan
anggaran senilai 5,5 miliar Dolar AS atau Rp74,25 triliun.
Nantinya,
kereta cepat akan terintegrasi dengan mass rapid transit di kawasan
Bandung Raya dan light rail transit Jabodetabek. Integrasi dinilai mampu
menghadirkan pertumbuhan kawasan bisnis baru atau transit oriented
development dan membantu mengatasi persoalan transportasi di kawasan
Bandung dan Jabodetabek. Penduduknya Jabodetabek mencapai sekitar 28
juta jiwa dan warga Bandung sekitar delapan juta jiwa.
Ketua
Umum Partai Bulan Bintang (PBB) Yusril Ihza Mahendra mempertanyakan
urgensitas proyek tersebut. Yusril misalnya bertanya apakah jalan tol
Cipularang, kereta api yang ada sekarang dan pesawat yang terbang
Jakarta-Bandung masih belum cukup dan belum memuaskan
Yusril
mengingatkan, yang namanya utang tetap utang, yang harus dicicil utang
pokok plus bunganya jika telah jatuh tempo. Dan China tidak akan mau
pusing dengan kelalaian kontraktornya sendiri, sengaja atau tidak
sengaja. Kalau tak mampu bayar, bukan mustahil China akan mengakuisisi
saham keempat konsorsium BUMN tersebut, dan dengan cara itu China mulai
menguasai BUMN.
Walaupun dikatakan proyek kereta cepat
ini tidak dibiayai APBN, pemerintah menggunakan dana APBN untuk
Penempatan Modal Negara (PMN) bagi BUMN-BUMN yang ikut dalam konsorsium
kereta cepat, terutama PT. Wika (Wijaya Karya).
Kita
hanya akan bangga negara yang memiliki kereta cepat (Negara Asia ketiga
setelah Jepang dan China ) tetapi beresiko dalam finansial dan juga
lingkungan karena beberapa daerah antara Purwakarta hingga Bandung
banyak daerah yang tanahnya labil yang bisa menyebabkan kecelakaan.
Mudah-mudahan
risiko finansial (kerugian akibat biaya terlalu besar dari pemasukan)
dan resiko teknis (kecelakaan akibat kesalahan aplikasi teknologi) sudah
diperhitungkan dan disiapkan mitigasi (cara mengatasi akibatnya)
sehingga tidak merugikan pemumpang yang notabenenya adalah rakyat biasa.
Menurut
salah satu rekan saya sesama blogger Cirebon yakni Frans Pekasa dalam
akun Facebooknya mengatakan bahwa proyek kereta cepat tidak ada
urgensinya. Nilai proyek yang sampe 77 Trilyun sangat terlalu mahal.
Kemungkinan besar, BUMN kita akan dikadalin dalam nilai proyek yg di
markup abis2an. Kemungkinan besar bakal gagal bayar.
Karena
jaminannya proyek tersebut, maka Skema lanjutannya, proyek diambil alih
oleh bank. Konsorsium lokal menanggung kerugian terbesar. Konsorsium
asing ketawa-tawa, karena sudah tidak ada uang dia di situ. Bahkan sudah
untung saat proyek selesai.
Tanggapan BMKG mengenai pembangunan kereta cepat di daerah Rawan Gempa
Badan
Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) dalam surat yang
disampaikan kepada Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menyampaikan
kewaspadaannya terhadap megaproyek kereta api cepat Jakarta-Bandung.
Pasalnya sepanjang jalur proyek yang menelan anggaran USD5,5 miliar itu
dinilai merupakan daerah rawan gempa.
"Kami terima
surat dari BMKG tentang kewaspadaan beberapa hal, ini sudah disampaikan
ke KCIC untuk melakukan penyempurnaan terhadap desain yang ada," jelas
Direktur Jenderal Perkeretaapian Kemenhub Hermanto Dwiatmoko di Jakarta,
Rabu (3/2/2016).
"Daerah
di sepanjang jalur kereta api cepat Jakarta-Bandung berdekatan dengan
zona sumber gempa bumi yang berupa sesar aktif di daratan dan zona sub
duksi lempeng di Samudera Hindia," sambungnya.
Dalam
catatan sejarah gempa bumi, lanjut dia, disebutkan bahwa wilayah Jakarta
dan Jawa Barat telah beberapa kali diguncang gempa bumi yang signifikan
dan merusak. Hal tersebut tentu juga berpotensi menimbulkan gempa bumi
yang signifikan di jalur kereta cepat Jakarta-Bandung.
"Skenario
gempa bumi ini dapat berpotensi menimbulkan gempa bumi yang signifikan
di jalur kereta cepat Jakarta-Bandung," imbuh dia.
Dia
menuturkan, untuk mengetahui besarnya potensi bahaya gempa bumi di
sepanjang jalur kereta cepat Jakarta-Bandung dan upaya pengurangan
risiko akibat gempa bumi, maka perlu diadakan kajian seismologi teknik
yang komprehensif di sepanjang jalur kereta cepat Jakarta-Bandung.
Selain
itu, untuk mendukung keselamatan kereta cepat Jakarta-Bandung maka
perlu dilengkapi dengan sistem peringatan dini gempa bumi atau
earthquake early warning system.
"Sudah saya sampaikan
ke KCIC (PT Kereta Cepat Indonesia China) nanti kita tunggu respon
mereka apakah desain yang sudah ada telah mencakup ini semua,"
tandasnya.
Menurut
Mentri Perhubungan (Jonan), Dari Awal Rini (Mentri BUMN) Ngotot
Mengambil Proyek Ini Tanpa Persetujuan Semua Pihak Terlebih Dahulu
Sebagai
Menteri Perhubungan, Ignasius Jonan seharusnya menjadi penanggung jawab
utama sektor perkeretaapian di Indonesia saat ini. Namun, ternyata dia
absen saat acara groundbreaking proyek pembangunan kereta cepat
Jakarta-Bandung, Kamis (21/1/2016) lalu.
Bahkan,
Presiden Jokowi yang hadir langsung pada acara groundbreaking kereta
cepat mengaku tidak tahu dan tidak mengerti alasan Jonan absen.
"Enggak
tahu saya. Ya, enggak ngerti saya. Tanya saja Menko (Perekonomian) atau
Menteri BUMN," tutur Presiden. (Baca: Ditanya Alasan Jonan Tak Hadir,
Jokowi Jawab "Tidak Tahu")
Lantas mengapa Jonan tidak
menghadiri acara diskusi dimulainya proyek pembangunan yang mencapai Rp
72 triliun itu? Staf Khusus Menteri Perhubungan Hadi M Djuraid sudah
memberikan penjelasan.
Menurut
Hadi, Menhub Jonan tidak hadir karena harus fokus menuntaskan aspek
perizinan agar pembangunan kereta cepat Jakarta-Bandung bisa segera
dilaksanakan, tidak hanya groundbreaking. (Baca: Jonan Pilih Berada di
Kantor daripada di Acara "Groundbreaking" KA Cepat).
Ya,
meski sudah groundbreaking, izin pembangunan proyek itu belum
dikeluarkan Jonan. Masih ada beberapa hal yang belum dipenuhi oleh PT
Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) selaku badan usaha penyelenggara
prasarana kereta cepat.
PENEMPATAN PERAN & FUNGSI
Sebelum
mengeluarkan uang untuk membeli sesuatu seharusnya melihat realita
dulu, sudah punya banyak uang belum untuk membeli sesuatu? kalau sudah punya uang harusnya dipikiran lagi itu uangnya sendiri atau uangnya orang lain? Sombong sih boleh tapi lihat dulu sama uang/kemampuan yang kita punya dulu gan. Dari segi peranan juga harus dilihat apa posisi/jabatan/peranan kita saat ini, bisakah kita menjadikan posisi/jabatan/peranan kita bermanfaat bagi semua orang atau bahkan sebagai contoh yang baik bagi orang lain. Soal Kereta api cepat bukanlah barang murahan di pasar, bukanlah mainan yang di toko yang dibeli trus bosan dibuang, bukan pula barang di supermarket/mall yang yang dibeli buat disombongin/gaya-gayaan saja. Disinilah letak peran/posisi/jabatan kita diuji, kalau kita suka menghambur-hamburkan uang sesuka hati kita itu berarti kita bukan menempatkan diri sebagai menteri/direktur/manager/pejabat negara lain, karena jabatan yang kita miliki bukanlah jabatan abadi/turun menurun dari keluarga dan uang yang digunakan dalam jabatan kita juga bukanlah uang pribadi yang berarti tidak bisa kita gunakan semau gue. Jika kita membeli kereta api cepat yang mahal itu karena ke egoisan kita/sesuka hati kayak beli mainan/barang-barang di mal-mal/supermarket itu berarti kita menempatkan diri sebagai pembeli pribadi/ibu rumah tangga/diri gue sendiri dan bukan sebagai menteri/direktur/pejabat lain. Dalam menempatkan peran dan fungsi harusnya kita bisa lebih bijaksana, lebih berdiskusi/demokrasi, lebih adil dan lebih mengutamakan kepentingan bersama khususnya orang lain. Dalam menempatkan peran kita untuk membeli sesuatu kita juga harus bisa membedakan antara membeli dengan memakai jabatan kita atau membeli semau gue seperti dalam rumah tangga biasa.
Jonan merasa Rini tak menempatkan posisi/jabatannya dengan benar
Sedari
awal, proyek kereta cepat itu tidak banyak melibatkan seorang Jonan.
Proyek ini murni proyek bisnis BUMN Indonesia dan China. Tak ada dana
APBN. Programnya pun tak tercantum di Kementerian Perhubungan.
Jonan
juga tidak banyak dilibatkan dalam memilih China untuk menggarap proyek
kereta cepat itu. Keputusan itu diambil oleh Menteri BUMN Rini
Soemarno.
Rini adalah orang yang sedari awal ngotot
mendorong realisasinya megaproyek itu. Bahkan, Rini pula yang meminta
China ikut berpartisipasi memburu proyek tersebut.
Meski
tidak banyak dilibatkan, Jonan masih memiliki kekuatan. Sebab, semua
izin pembangunan proyek kereta harus mendapatkan restu dari Menteri
Perhubungan.
Hingga groundbreaking kereta cepat pada
Kamis lalu, Jonan belum mengeluarkan izin pembangunannya. Sementara izin
trase dan izin badan usaha penyelenggara prasarana kereta cepat sudah
dikeluarkan.
Minimnya peran Jonan dalam proyek kereta cepat membuat heran ekonom Universitas Indonesia (UI), Faisal Basri.
Menurut dia, proyek tersebut didominasi oleh Rini Soemarno dan ada kepentingan terselubung yang sedang dimainkan oleh Rini.
Lagi
pula, sejak menjabat Direktur Utama PT KAI dulu, Jonan menentang
kehadiran kereta cepat Jakarta-Bandung. Saat itu proyek tersebut
digadang-gadang akan menggunakan dana dalam anggaran pendapatan dan
belanja negara (APBN).
"Soal kereta cepat
Jakarta-Bandung, saya yang paling menentang. Itu tidak berkeadilan,"
kata Jonan dalam "CEO Speaks on Leadership Class" di Universitas Binus,
Jakarta, pertengahan 2014.
Menurut
dia, lebih penting mengembangkan kereta api trans-Sumatera,
trans-Kalimantan, trans-Sulawesi, serta trans-Papua daripada membangun
kereta cepat.
"Rohnya APBN itu NKRI. Kalau Jawa saja yang maju, ya merdeka saja Papua dan lainnya itu," ucap Jonan.
Sikap
tegas itu terbawa hingga menjadi Menteri Perhubungan. Sebelum Presiden
memutuskan bahwa proyek kereta cepat tak boleh menggunakan APBN, Jonan
sudah lebih dulu.
Pria asal Surabaya itu mengharamkan dana APBN digunakan untuk membiayai proyek kereta cepat Jakarta-Bandung.
Setelah
Presiden Jokowi memutuskan proyek kereta cepat Jakarta-Bandung tidak
menggunakan APBN, Jonan senang. Alasannya, sederhana saja. Menurut Hadi,
dengan tidak menggunakan APBN, berarti dana di APBN bisa digunakan
untuk transportasi di pulau-pulau di luar Jawa.
"Pada
prinsipnya Menhub sangat senang ada pihak swasta bersinergi dengan BUMN
membangun kereta cepat di Jawa sehingga dana APBN bisa digunakan untuk
pemerataan pembangunan fasilitas transportasi di luar Jawa," kata Hadi.
Sebernarnya
kereta super cepat di Indonesia yang menelan banyak biaya tersebut
kurang efisien/kurang ada manfaatnya. secara fungsi sama saja dengan
kereta api biasa/bus antar kota/alat transportasi darat lainnya.hanya
bedanya terletak pada kecepatan melajunya saja rasanya gak etis jika
harus mengorbankan 4 BUMN dan harus mengeluarkan dana sebanyak itu.
Alangkah baiknya jika dana sebanyak itu digunakan untuk perbaikan
ekonomi/kesejahteraan masyarakat yang kurang mampu. Atau alangkah
baiknya bila dana sebanyak itu digunakan untuk mengebangkan kereta api
trans yang menghubungkan antar pulau daripada kereta api cepat yang
hanya menghubungkan antar kota saja. Dan alangkah sangat amat lebih
baiknya lagi jika negara kita ini tidak banyak-banyak hutang. Kalau
belum bisa melunasi seluruh hutang ya minimal jangan menambah hutang
lagi. Masih banyak potensi-potensi dalam negeri kita yang perlu
dikembangkan & dipasarkan ke seluuh dunia seperti Obat demam
berdarah penemuan nomer satu di dunia, kapal- kapal PT PAL,
masakan-masakan khas Indonesia, seni-seni budaya Indonesia, Batik, Dll.
Perbandingan
Proyek Kereta Api Cepat Indonesia dan Iran? Kenapa Dana Yang Harus
Dikeluarkan Indonesia Lebih Besar/Mahal Daripada Iran..?
Pembangunan kereta cepat di Indonesia dengan jarak 150 kilometer diperkirakan menelan dana hingga
5,5 miliar dolar AS. Sedangkan, pembangunan kereta cepat di Iran
dengan jarak lebih panjang, 400 kilometer, hanya membutuhkan dana 2,73
miliar dolar AS. Oleh karena itu wakli presiden RI Jusuf Kalla
dikabarkan protes.
Artinya
untuk setiap kilometer, di Iran biayanya cuma US$ 6,8 juta, sedang di
Indonesia US$ 38,7 juta. Di Indonesia 5,6 x lipat lebih mahal dari di
Iran.
JK Minta Klarifikasi China Tentang Proyek Kereta RI Yang Lebih Mahal Dari Iran
Wakil
Presiden Jusuf Kalla meminta klarifikasi China soal perbedaan nilai
proyek kereta cepat di Indonesia dan Iran. Berdasarkan informasi
diterimanya, harga proyek kereta cepat Jakarta-Bandung lebih mahal
ketimbang di Iran. Padahal, kedua proyek itu digarap oleh satu
perusahaan: China Railway Enginering Corporation.
Dari
segi topografi Medan di Iran lebih sulit karena ketinggian Isfahan itu
1500 meter lebih dan Teheran 600-1200 meter. Sementara Bandung itu
cuma 600 meter saja.
Ada
yang berdalih ah ini karena resiko ditanggung swasta. Tetap saja yang
namanya biaya itu harusnya sama. Atau kalau takut rugi, misalkan biaya
aslinya cuma US$ 1 milyar, ikut asuransi paling mahal US$ 1 milyar saja
bayarnya. Tidak sampai US$ 2 milyar.
Kereta Api Jepang yang mencapai 320 km/jam lebih cepat dari Cina
ADVERTISEMENT
Mark
up begini di proyek pemerintah sudah biasa. Harga bisa 4 x lipat.
Kalau ada yang bilang ini B2B, ya tidak sepenuhnya benar. Buktinya
mereka minta jaminan pemerintah dan Jokowi ikut tanda tangan dan
meresmikan ground breakingnya. Di Indonesia yang ikut juga adalah 4
BUMN yang asetnya dikuasai negara.
Oh
di Iran itu cuma buat High Speed sementara di Indonesia dibuat nyaman.
Ini kan alasan saja. Baik di Iran mau pun di Indonesia itu buat
angkutan penumpang manusia. Dan standar Iran itu sama, jika tidak
dikatakan lebih baik daripada Indonesia.
Ada
lagi berdalih KA Cepat Indonesia itu kelasnya Porsche. Bukan Kijang
kayak Iran. Jyah negara miskin yg pakai uang negara lain buat bikin
keretanya pakai Porsche? Sombong. Belagu. Rakyat tak butuh Porsche.
Kijang juga alhamdulillah. Cuma ini pasti akal2an lagi.
Lah pembuatnya perusahaan CIna. Sama lagi nama perusahaannya:China Railway Enginering Corporation. Porsche dari Hong Kong?
Jadi proyek Kereta Api Cepat yang tergesa2 sampai tidak tahu harganya wajar apa tidak ini banyak keanehan. Mencurigakan.
Perusahaan
Cina minta jaminan ganti rugi jika gagal dan hak monopoli kereta api.
Dengan tiket Rp 220.000 sementara tarif KA Parahyangan Rp 75.000 dan
Bis Kota sekitar Rp 50.000, bisa saja perusahaan Cina ini minta KA
Parahyangan dan Bis Kota distop atau tarifnya dinaikkan paling tidak Rp
150.000 sehingga tidak beda jauh dgn KA Cepat Cina.
Kenapa Biaya Proyek Kereta Api Cepat Untuk Iran Lebih Murah Dari Indonesia..?
Yaiyalah, jelas saja biaya proyek kereta api cepat untuk Iran lebih murah daripada Indonesia. Lho kok bisa begitu kenapa gan? Ya
tentu saja ada udang di balik batu, pembangunan kereta cepat bukan
sekedar untuk kepentingan transportasi pribadi Iran saja. Dalam arti
lain kereta api cepat ini bukan untuk digunakan rea-reo/sebagai alat
transportasi dalam kota atau dalam satu negara Iran saja. Tapi China
sebelumnya memang ingin mengembangkan hubungan kerjasama perdagangan di
segala bidang khususnya dibidang minyak dengan Iran melalui media
transportasi darat/kereta api cepat.
Semua
orang/dunia tahu bahwa Iran adalah salah satu negara penghasil minyak
terbesar di dunia, dan semua orang tahu bahwa china adalah negara
pengkonsumsi/pengimpor energi/minyak terbanyak/terbesar di dunia, untuk
itulah dibangun kereta api cepat yang menghubungkan antara Iran
& China yang bukan bertujuan untuk sekedar mengangkut
orang/manusia saja. Untuk lebih jelasnya baca "Ada Perang Di Balik Minyak, Sejumlah Negara Mulai Melirik Timur Tengah".
Tentu
China tidak ingin membeberkan motif tersembunyi kerjasama pembangunan
kereta super cepat yang menghubungkan antara negara Iran &
China, apalagi membeberkan alasannya untuk Indonesia. Yang jelas sesuai
kesepakatan proyek kereta api cepat untuk Indonesia hanyalah sebagai
alat transportasi biasa untuk mengangkut orang/manusia antar kota atau
antar pulau dalam negara Indonesia saja sebgaimana fungsi alat
transportasi biasa seperti bus, kereta api biasa & traportasi
yang lmengengangkut orang/manusia saja.
Sedangkan kesepakatan Proyek kereta api cepat untuk Iran berbeda dengan indonesia Yang digunakan untuk rea-reo mengangkut orang/manusia antar kota saja, Jauh dari itu proyek kereta api cepat untuk iran lebih difungsikan sebagai media pengangkutan barang/ekspor-impor antara negara Iran & China.
apalagi ditengah perang/persaingan harga minyak dunia yang terus
merosot ini china sebagai negara pengkonsumsi/pengimpor minyak terbesar
di dunia ini akan lebih diuntung jika dapat membeli harga minyak
sebanyak-banyaknya dengan harga murah, begitu pula Iran yang akan merasa
diuntungkan karena China membeli/meimpor minyak dari Iran.
( Jalur Sutra mencakup wilayah perumahan 4,4 miliar jiwa atau 63% dari populasi dunia )
Pihak
berwenang China mengajukan usulan pembangunan kereta berkecepatan
tinggi yang menghubungkan kota paling barat Urumqi di Cina menuju
Teheran, Surat kabar berbahasa Inggris terbesar di Cina, China Daily,
mengatakan
Usulan rute Jalan Raya Sutra (Silk Road)
akan menghubungkan China ke Asia Barat, membentang dari Urumqi dan
Yining ke Almaty di Kazakhstan, Bishkek di Kyrgyzstan, Tashkent dan
Samarkand di Uzbekistan, Ashgabat di Turkmenistan menuju Teheran ibukota
Iran.
Usulan proyek itu dikemukakan oleh otoritas
China Railway Corp di forum Satu Sabuk (One Belt), Satu inisiatif jalur
sutra dalam skema berani dari raksasa Asia untuk membangun kembali
hubungan perdagangan jalur sutera dengan Eropa dan Asia.
Iran
sangat bersemangat dan siap dalam rencana ambisius untuk membangkitkan
kembali Silk Road, yang menghubungkan Asia ke Eropa dan Afrika melalui
jaringan jalan raya antar negara, kereta api, pelabuhan dan bandara.
Membentang
dari Hongaria ke Indonesia, Beijing memperkirakan inisiatif setiap
tahun akan menciptakan lebih dari $ 2,5 triliun perdagangan antara
negara-negara dalam satu dekade.
Link baru akan
melengkapi jaringan kereta api yang ada di negara-negara Asia Tengah,
yang sebagian besar jalurnya menuju ke Moskow.
Iran
saat ini terkait dengan Asia Tengah melalui koridor rel yang
menghubungkan ke Kazakhstan dan Rusia melalui Turkmenistan, dan ke
negara-negara Eropa lainnya melalui Turki.
Jalur Sutra mencakup wilayah perumahan 4,4 miliar jiwa atau 63% dari populasi dunia.
Satu Sabuk, Satu jalur inisiatif berasal dari jalan pintas Sabuk Jalur Sutra Ekonomi dan Jalur Sutra Maritime abad-21.
Kombinasi
dua rute mencakup wilayah perumahan yang dihuni oleh 4,4 miliar jiwa
atau 63% dari populasi dunia. Kekayaan agregat dari negara-negara yang
terlibat diharapkan meningkat sampai dengan $ 2,1 triliun atau 29% dari
produk domestik bruto dunia.
Inisiatif akan melibatkan
pembiayaan proyek-proyek infrastruktur di 65 negara di seluruh Asia
Tengah dan Asia Tenggara, Teluk Persia, Timur Tengah dan Eropa.
Jalur Sutra kuno, yang didirikan lebih dari 2.100 tahun yang lalu, terhubung ibukota dinasti Han dari Xian ke Persia.
Melalui
itu, anggur, kacang-kacangan, buah delima, bayam, bawang dan produk
khusus lainnya dari Iran diperkenalkan ke Cina, sementara teh, jahe,
mulberry, persik, aprikot dan jeruk dibawa ke Iran selama lebih dari
1.000 tahun.
Awal
tahun ini, pemerintah Cina melakukan tur ke berbagai pelabuhan Iran,
termasuk Shahid Rajaee di Teluk Persia, untuk menilai alasan pembangunan
infrastruktur.
Terlepas dari signifikansi ekonomi, grand proyek diyakini menyebabkan perubahan geopolitik yang signifikan.
Menurut
banyak pengamat, itu bisa mengeja runtuhnya dominasi ekonomi AS melalui
dolar dan menyebabkan prevalensi perdagangan dalam mata uang lokal. Hal
ini juga bisa mengakhiri monopoli Eropa pada pelayaran internasional.