Setelah membatalkan pemungutan dana ketahanan energi, Pemerintah juga mengumumkan penurunan harga bahan bakar minyak (BBM). Penurunan ini mulai berlaku Selasa, 5 Januari 2016, pukul 00.00 WIB.
Saat memberi keterangan pers di Kantor Presiden, Direktur Utama Pertamina Dwi Soetjipto, menjelaskan setelah pemerintah menunda penarikan dana ketahanan energi - sesuai dengan harga keekonomian - harga BBM akan turun.
Solar akan turun dari Rp6.700 menjadi Rp5.750. Premium non Jamali (Jawa, Madura, Bali) dari harga sekarang Rp7.300, diturunkan menjadi Rp6.950. Sedangkan untuk premium di Jamali dari harga Rp7.400 menjadi Rp7.050.
"Di luar yang ditetapkan pemerintah, Pertamina juga akan turunkan produk-produk yang lain. Pertalite turun Rp350 dari Rp8.250 ke Rp7.900," jelas Dwi Soetjipto, Senin 4 Januari 2016.
Dia melanjutkan, untuk harga pertamax wilayah DKI dan Jawa Barat juga turun, dari harga awal Rp8.650 menjadi Rp8.500.
"Pertamax Jawa Tengah, DIY turun dari Rp8.750 jadi Rp8.600, pertamax Jawa Timur turun dari Rp8.750 jadi Rp8.600, pertamax plus DKI turun dari Rp9.650 ke Rp9.400, pertamina dex DKI dari Rp9.850 ke Rp9.600, solar non PSO dari Rp8.300 ke Rp8.050," jelas dia.
Penurunan juga diberlakukan untuk LPG harga produk domestik gas. LPG 12 kg rata-rata nasional turun Rp5.800 per tabung. Lanjut Dwi, LPG 12 kg untuk Jabodetabek turun Rp5.600 per tabung.
"Bright Gas 12 kg turun Rp4.800 per tabung, jabodetabek turun Rp4.600 per tabung. Bright gas 5,5 kg Jabodetabek turun Rp4.500 per tabung," jelasnya.
Sementara itu, untuk ease gas 9 kg Jabodetabek turun Rp5.000 per tabung, ease gas 12 kg turun Rp6.000 per tabung, ease gas 14 kg turun Rp8.000 per tabung. Lanjut Dwi, LPG 6 kg rata-rata nasional turun Rp2.000 per tabung.
Harga ditingkat agen, lanjut Dwi, sudah termasuk PPn, filling fee, dan transport fee SPBG, serta margin agen, dan sebagainya.
"Apa yang diumumkan Dirut Pertamina tadi adalah harga keekonomian tanpa embel-embel tadi (dana ketahanan energi). Betul-betul harga keekonomian saat ini," kata Sekretaris Kabinet Pramono Anung.
Saat memberi keterangan pers di Kantor Presiden, Direktur Utama Pertamina Dwi Soetjipto, menjelaskan setelah pemerintah menunda penarikan dana ketahanan energi - sesuai dengan harga keekonomian - harga BBM akan turun.
Solar akan turun dari Rp6.700 menjadi Rp5.750. Premium non Jamali (Jawa, Madura, Bali) dari harga sekarang Rp7.300, diturunkan menjadi Rp6.950. Sedangkan untuk premium di Jamali dari harga Rp7.400 menjadi Rp7.050.
"Di luar yang ditetapkan pemerintah, Pertamina juga akan turunkan produk-produk yang lain. Pertalite turun Rp350 dari Rp8.250 ke Rp7.900," jelas Dwi Soetjipto, Senin 4 Januari 2016.
Dia melanjutkan, untuk harga pertamax wilayah DKI dan Jawa Barat juga turun, dari harga awal Rp8.650 menjadi Rp8.500.
"Pertamax Jawa Tengah, DIY turun dari Rp8.750 jadi Rp8.600, pertamax Jawa Timur turun dari Rp8.750 jadi Rp8.600, pertamax plus DKI turun dari Rp9.650 ke Rp9.400, pertamina dex DKI dari Rp9.850 ke Rp9.600, solar non PSO dari Rp8.300 ke Rp8.050," jelas dia.
Penurunan juga diberlakukan untuk LPG harga produk domestik gas. LPG 12 kg rata-rata nasional turun Rp5.800 per tabung. Lanjut Dwi, LPG 12 kg untuk Jabodetabek turun Rp5.600 per tabung.
"Bright Gas 12 kg turun Rp4.800 per tabung, jabodetabek turun Rp4.600 per tabung. Bright gas 5,5 kg Jabodetabek turun Rp4.500 per tabung," jelasnya.
Sementara itu, untuk ease gas 9 kg Jabodetabek turun Rp5.000 per tabung, ease gas 12 kg turun Rp6.000 per tabung, ease gas 14 kg turun Rp8.000 per tabung. Lanjut Dwi, LPG 6 kg rata-rata nasional turun Rp2.000 per tabung.
Harga ditingkat agen, lanjut Dwi, sudah termasuk PPn, filling fee, dan transport fee SPBG, serta margin agen, dan sebagainya.
"Apa yang diumumkan Dirut Pertamina tadi adalah harga keekonomian tanpa embel-embel tadi (dana ketahanan energi). Betul-betul harga keekonomian saat ini," kata Sekretaris Kabinet Pramono Anung.
Posting Komentar
Silahkan berkomentar dengan baik & sopan