Pesawat
Malaysia Airlines nomor penerbangan MH17 jatuh akibat rudal BUK buatan
Rusia, seperti dinyatakan Badan Keselamatan Belanda. Rudal itu
menghantam bagian kiri depan pesawat dan akibatnya sebagian dari badan
pesawat terpotong.
Laporan terakhir atas bencana yang menewaskan 298 orang pada tahun 2014 lalu itu diumumkan Selasa 13 Oktober di pangkalan militer Gilze-Rijen. Presiden Badan Keamanan Belanda, Djibbe Joustra, mengatakan pola dampak di pesawat memperlihatkan sebuah rudal yang menjadi penyebabnya, bukan meteor, bukan rudal udara ke udara, atau ledakan di dalam pesawat.
Sebelumnya negara-negara Barat dan Ukraina yakin bahwa pemberontak dukungan Rusia yang menembak jatuh Boeing 777 namun Rusia menyatakan rudal ditembakkan dari wilayah yang dikuasai Ukraina.
Pesawat Malaysia Airlines -dalam penerbangan dari Amsterdam ke Kuala Lumpur- jatuh di kawasan yang dkuasai pemberontak Ukraina pada 17 Juli 2013, pada masa puncak konflik antara pasukan pemerintah Ukraina dan kelompok separatis yang didukung Rusia. Badan Keselamatan Belanda lebih dulu menyampaikan temuannya kepada keluarga korban sebelum mengumumkan kepada para wartawan.
Joustra juga mengatakan ada alasan yang cukup agar menutup ruang udara Ukraina untuk penerbangan komersial namun Ukraina tidak melakukannya dan pada hari kecelakaan, tercatat 160 penerbangan di kawasan itu. Dari 298 korban dalam pesawat itu, terdapat 193 warga Belanda, 43 warga Malaysia, 27 warga Australia, dan 12 warga Indonesia.
Laporan terakhir atas bencana yang menewaskan 298 orang pada tahun 2014 lalu itu diumumkan Selasa 13 Oktober di pangkalan militer Gilze-Rijen. Presiden Badan Keamanan Belanda, Djibbe Joustra, mengatakan pola dampak di pesawat memperlihatkan sebuah rudal yang menjadi penyebabnya, bukan meteor, bukan rudal udara ke udara, atau ledakan di dalam pesawat.
Sebelumnya negara-negara Barat dan Ukraina yakin bahwa pemberontak dukungan Rusia yang menembak jatuh Boeing 777 namun Rusia menyatakan rudal ditembakkan dari wilayah yang dikuasai Ukraina.
Pesawat Malaysia Airlines -dalam penerbangan dari Amsterdam ke Kuala Lumpur- jatuh di kawasan yang dkuasai pemberontak Ukraina pada 17 Juli 2013, pada masa puncak konflik antara pasukan pemerintah Ukraina dan kelompok separatis yang didukung Rusia. Badan Keselamatan Belanda lebih dulu menyampaikan temuannya kepada keluarga korban sebelum mengumumkan kepada para wartawan.
Joustra juga mengatakan ada alasan yang cukup agar menutup ruang udara Ukraina untuk penerbangan komersial namun Ukraina tidak melakukannya dan pada hari kecelakaan, tercatat 160 penerbangan di kawasan itu. Dari 298 korban dalam pesawat itu, terdapat 193 warga Belanda, 43 warga Malaysia, 27 warga Australia, dan 12 warga Indonesia.
Posting Komentar
Silahkan berkomentar dengan baik & sopan