Hal itu disampaikan Menteri Pertahanan Israel, Moshe Yaalon saat berbicara di sebuah konferensi di Institut Studi Keamanan Nasional (INSS) Israel di Tel Aviv, Rabu (20/1/2016). Menurutnya, ambisi Teheran untuk memiliki senjata nuklir dan “infrastruktur teror” merupakan ancaman besar ketimbang kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) atau Daesh.
“Iran adalah musuh utama kami,” katanya. Yaalon mengatakan, logika sederhana adalah ISIS akan akhirnya akan dikalahkan, sedangkan Iran terus menimbulkan ancaman dengan pemulihan hubungan yang baru dengan negara-negara Barat.
"(Teheran) adalah rezim nakal dengan desain pada hegemoni regional. Hizbullah adalah proxy Iran, dengan kemampuan untuk menyatakan perang. Iran saat ini memiliki infrastruktur teror di tempat di lima benu; Asia, Afrika, Eropa dan dua lainnya di Amerika Selatan dan Utara,” ujar Yaalon, seperti dikutip Russia Today.
Iran telah sepakat melakukan moratorium pengayaan uranium sesuai kesepakatan nuklir dengan enam negara kekuatan dunia, yaitu Amerika Serikat (AS), Rusia, Inggris, Prancis, China dan Jerman. Sebagai imbalannya, sanksi atau embargo ekonomi yang menyengsarakan rayat Iran selama bertahun-tahun mulai dicabut sejumlah negara.
Yaalon mengakui peran penting militer Rusia dalam perang melawan ISIS dan kelompok teror di Suriah. Namun, dia tetap memuji prestasi koalisi yang dipimpin AS, yang menurutnya telah membuat ISIS menderita kekalahan serius di Irak dan Suriah.
”Kami percaya ISIS akhirnya akan dikalahkan setelah pukulan itu, telah menderita dan dalam jelas saat ada serangan terhadap cadangan minyak,” ujar Yaalon, mengacu pada serangan Rusia dan AS terhadap situs minyak Suriah yang dikuasai ISIS.
Posting Komentar
Silahkan berkomentar dengan baik & sopan