Pesawat Golden Eagle (T-50) jatuh sesaat setelah mengudara dari landasan udara di bandara Adisucipto.
Peristiwa kecelakaan ini terjadi pukul 09.53 WIB, sebagai bagian dari Gebyar Dirgantara 2015, yang ditujukan untuk memeringati 70 tahun Hari Penerbang TNI AU. Acara itu dimeriahkan dengan kehadiran semua jenis dan tipe pesawat militer yang dimiliki TNI AU.
Pesawat Golden Eagle (T-50) jatuh saat Gebyar Dirgantara yang berlangsung di bandara Adisucipto sejak Sabtu (19/12).
Acara ini juga rencanya mendemonstrasikan jet tempur F16 dan sukhoi Su-30.
Akibat insiden ini acara terpaksa dihentikan, dan kedua pilot dinyatakan meninggal dunia.
TNI AU akan melibatkan Korean Aerospace Industry, sebagai pembuat pesawat T-50i Golden Eagle, dalam penyelidikan kecelakaan yang menewaskan dua pilot TNI AU, Minggu pagi, 20/12/2015 , di Yogyakarta
Kepala Dinas Penerangan TNI AU Marsekal Pertama TNI Dwi Badarmanto, mengatakan dua pilot tempur TNI AU yang gugur, adalah Letnan Kolonel Penerbang Marda Sardjono (komandan Skuadron Udara 15 TNI AU, alumnus AAU pada 1997), dan Kapten Penerbang Dwi Cahyono (perwira penerbang Skuadron Udara 15 TNI AU, alumnus AAU pada 2005).
“Di sana memang sedang ada acara Gebyar Dirgantara yang mestinya ditutup hari ini. Tapi dengan adanya kecelakaan ini maka acara ditutup,” imbuh Dwi.
Sungguh disayangkan, Kenapa kedua pilot tidak terjun payuing lewat kursi darurat seperti yang dilakukan kedua pilot Rusia yang langsung jumping/loncat terjun payung saat mengetahui pesawatnya akan jatuh setelah ditembak Turki.
Hingga saat ini pihak berwajib masih melakukan analisa penyebab jatuhnya pesawat T-50i Golden Eagle yang jatuh sekitar jam 09.45 wib saat show akrobatik di udara dalam gelaran Yogya Airshow sebagai kegiatan Gebyar Dirgantara TNI AU.
Komandan Tim Reaksi Cepat Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Yogyakarta Pristiawan mengatakan, “Kegiatan Yogya Airshow dihentikan dan Bandara (Adi Sutjipto) ditutup sementara untuk proses investigasi dan evakuasi”. Pesawat sendiri jatuh masih diarea bandara Adi Sutjipto.
Pesawat T-50 Golden Eagle adalah pesawat latih (trainer) supersonik buatan Amerika-Korea. Dikembangkan oleh Korean Aerospace Industries dengan bantuan Lockheed Martin. Program ini juga melahirkan A-50, atau T-50 LIFT, sebagai varian serang ringan.
Walaupun militer Amerika Serikat tidak ada rencana untuk membeli pesawat ini , tapi penamaan militer amerika secara resmi diminta untuk pesawat ini guna menghindari konflik penamaan dikemudian hari.
Persenjataan
Kanon 20 mm General Electric M61 Vulcan dengan 205 peluru diumpankan linear tanpa sambungan (linkless linear feed) yang bisa dipasang internal tepat di belakang kokpit. Sebuah rudal udara ke udara pencari panas AIM-9 Sidewinder bisa dipasangkan pada setiap rel di ujung sayap, dan rudal-rudal yang lain bisa dipasang di cantelan bawah sayap. Senjata udara ke darat yang kompatibel di antaranya adalah rudal AGM-65 Maverick, peluncur roket LAU-3 dan LAU-68 , bom kluster CBU-58 and Mk-20, dan bom multiguna Mk-82, Mk-83, dan Mk-84 . Tiga tangki bahan bakar minyak eksternal bisa juga dipasang dipesawat ini.
Operator :
T-50 Golden Eagle Model, MSPO 2007.JPG
Dua pesawat T-50 dalam kompetisi aerobatik.
Bendera Korea Selatan Republik Korea
Bendera Indonesia Republik Indonesia, 16 Pesawat, Pengiriman pertama pada 2013, dua pesawat terakhir pada 25 Januari 2014. Di Indonesia, pesawat ini diberi nama resmi T-50i, dimana fungsinya adalah untuk pesawat LIFT (Lead In Fighter Trainer).
Spesifikasi :
Ciri-ciri umum :
Kru: 2
Panjang: 42 ft 7 in (12.98 m)
Rentang sayap: 30 ft 1 in (9.17 m)
Tinggi: 15 ft 8.25 in (4.78 m)
Berat kosong: 14,200 lb (6,441 kg)
Berat maksimum saat lepas landas: 26,400 lb (11,985 kg)
Mesin: 1 × General Electric F404 afterburning turbofan
Dorongan kering: 11,925 lbf (53.07 kN)
Dorongan dengan pembakar lanjut: 17,775 lbf (79.1 kN)
Kinerja :
Laju maksimum: Mach 1.4
Jangkauan: 1,150 mi ()
Langit-langit batas: 48,000 ft (14,630 m)
Persenjataan :
Guns: 1× M61A1 Vulcan 20 mm Gatling gun
Rockets: LAU-3/68
Missiles:
Air-to-air: 2× AIM-9 Sidewinder
Air-to-ground: 6× AGM-65 Maverick
Bombs: 5× CBU-58 cluster, 9× Mk 82, 3× Mk 83/MK 84, and 9× Mk 20.
Peristiwa kecelakaan ini terjadi pukul 09.53 WIB, sebagai bagian dari Gebyar Dirgantara 2015, yang ditujukan untuk memeringati 70 tahun Hari Penerbang TNI AU. Acara itu dimeriahkan dengan kehadiran semua jenis dan tipe pesawat militer yang dimiliki TNI AU.
Pesawat Golden Eagle (T-50) jatuh saat Gebyar Dirgantara yang berlangsung di bandara Adisucipto sejak Sabtu (19/12).
Acara ini juga rencanya mendemonstrasikan jet tempur F16 dan sukhoi Su-30.
Akibat insiden ini acara terpaksa dihentikan, dan kedua pilot dinyatakan meninggal dunia.
TNI AU akan melibatkan Korean Aerospace Industry, sebagai pembuat pesawat T-50i Golden Eagle, dalam penyelidikan kecelakaan yang menewaskan dua pilot TNI AU, Minggu pagi, 20/12/2015 , di Yogyakarta
Kepala Dinas Penerangan TNI AU Marsekal Pertama TNI Dwi Badarmanto, mengatakan dua pilot tempur TNI AU yang gugur, adalah Letnan Kolonel Penerbang Marda Sardjono (komandan Skuadron Udara 15 TNI AU, alumnus AAU pada 1997), dan Kapten Penerbang Dwi Cahyono (perwira penerbang Skuadron Udara 15 TNI AU, alumnus AAU pada 2005).
“Di sana memang sedang ada acara Gebyar Dirgantara yang mestinya ditutup hari ini. Tapi dengan adanya kecelakaan ini maka acara ditutup,” imbuh Dwi.
Sungguh disayangkan, Kenapa kedua pilot tidak terjun payuing lewat kursi darurat seperti yang dilakukan kedua pilot Rusia yang langsung jumping/loncat terjun payung saat mengetahui pesawatnya akan jatuh setelah ditembak Turki.
Hingga saat ini pihak berwajib masih melakukan analisa penyebab jatuhnya pesawat T-50i Golden Eagle yang jatuh sekitar jam 09.45 wib saat show akrobatik di udara dalam gelaran Yogya Airshow sebagai kegiatan Gebyar Dirgantara TNI AU.
Komandan Tim Reaksi Cepat Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Yogyakarta Pristiawan mengatakan, “Kegiatan Yogya Airshow dihentikan dan Bandara (Adi Sutjipto) ditutup sementara untuk proses investigasi dan evakuasi”. Pesawat sendiri jatuh masih diarea bandara Adi Sutjipto.
Pesawat T-50 Golden Eagle adalah pesawat latih (trainer) supersonik buatan Amerika-Korea. Dikembangkan oleh Korean Aerospace Industries dengan bantuan Lockheed Martin. Program ini juga melahirkan A-50, atau T-50 LIFT, sebagai varian serang ringan.
Walaupun militer Amerika Serikat tidak ada rencana untuk membeli pesawat ini , tapi penamaan militer amerika secara resmi diminta untuk pesawat ini guna menghindari konflik penamaan dikemudian hari.
Persenjataan
Kanon 20 mm General Electric M61 Vulcan dengan 205 peluru diumpankan linear tanpa sambungan (linkless linear feed) yang bisa dipasang internal tepat di belakang kokpit. Sebuah rudal udara ke udara pencari panas AIM-9 Sidewinder bisa dipasangkan pada setiap rel di ujung sayap, dan rudal-rudal yang lain bisa dipasang di cantelan bawah sayap. Senjata udara ke darat yang kompatibel di antaranya adalah rudal AGM-65 Maverick, peluncur roket LAU-3 dan LAU-68 , bom kluster CBU-58 and Mk-20, dan bom multiguna Mk-82, Mk-83, dan Mk-84 . Tiga tangki bahan bakar minyak eksternal bisa juga dipasang dipesawat ini.
Spesifikasi T-50 dan perbandingannya
Produk | T-50 latih lanjut APT (Advanced Pilot Trainer) |
TA-50 konversi pelatih FLI (Penerbangan-Lead-In) |
FA-50 Serang Ringan |
M-346, Italia APT |
|
---|---|---|---|---|---|
Karakteristik Operasi | rendahnya biaya perawatan operasional | kapasitas pelatihan taktis / harga pembuatan rendah | kemampuan misi malam | rendahnya biaya perawatan operasional | |
Spesifikasi | Produksi Selesai | 25 unit 25/10 ( Black Eagles) | 22 | 60 unit (22+38 dalam pembangunan) | dalam pengembangan |
Kru | 2 | 2 | |||
Panjang Pesawat | 13.14m (43.1 ft) | 11.49m (37.7 ft) | |||
Tinggi | 4.94m (16.2 ft) | 4.98m (16.33 ft) | |||
Lebar (dengan sayap) | 9.45m (31.0 ft) | 9.72m (31.9 ft) | |||
Kemiringan sayap utama | 35 derajat (desain supersonik) | 30 derajat (desain subsonik) | |||
Area sayap | 23.69 m² | 23.52m² | |||
Di antara kekosongan | 6.454 ton | 4.61 ton | |||
Berat Take-off minimum (bersih) | 8,9 ton (2,45 + 6,454 = bahan bakar internal) | 6.7 ton | |||
Maksimum berat lepas landas | 13,5 ton (4,53 + 8,9 = bersenjata) | 9.5 ton | |||
Bahan Bakar Internal | 2.5 ton | 2 ton | |||
Mesin | General Electric F404-GE-102 | F-124GA-200 * 2 (kembar) | |||
Dorongan | 8.04 ton | 5.7 ton (2.85*2) | |||
Kinerja | kecepatan maximum | Mach 1.5+ | 590 KTS (mach 0.9) | ||
Toleransi percepatan gravitasi | -3 ~ +8.3G (gravitasi putaran 6.5G) | -3~8G(15000ft gravitasi konstan di 5.8G) | |||
Waktu menanjak | 14.5 detik / 15,000 ft (grafik E-M), mendekati F-16 | 14 detik / 15000 ft | |||
Daya tanjak | 12070 m /menit | 6100 m/menit | |||
ketinggian maksimum | 14.8km (48,500ft) / 55,000ft dengan afterburner | 13.715km (45000ft) / tanpa afterburner | |||
Kecepatan Stall | 105KTS (195km/h) - A-10= 220km/h | 90KTS (167km/h) | |||
Jarak roll Lepas landas / mendarat | 345m / 707m | 320m / bahan bakar internal 470m (20 %) | |||
Daya jelajah | 1400km (bahan bakar internal, tidak bersenjata), Radius misi 444km (230nm, tangki bahan bakar internal + AIM-9 (2) + AGM65 (2)) | 1120nm (bahan bakar internal, tidak bersenjata) | |||
Persenjataan | Tangki eksternal | 150 gal*3 | 300 gal*3 | 153 gal*3 | |
Kanon | Bersenjata | internal 20 mm (205 peluru) | |||
Roket | |||||
Rudal | AIM-9 / ACMI 2 kaki | AIM-9L (rudal jarak pendek) | Pendek / Menengah | ||
Untuk rudal-darat | AGM-65 g Maverick 4 pylon (A-10) | ||||
Bom | bom berpandu laser (GBU-12 Paveway 2) 8 pylon | JDAM (2000 lbs) 3 pylon | 1.000 lbs atau kurang | ||
Radar | APG-67 (v) 4> berubah ke EL/M-2032 | EL/M-2032 | Cellex-C AESA vixen 500E (optional) | ||
Poin Bersenjata | 7 lokasi (350 lbs*2/1600 lbs*2/2700 lbs*3) | 7 lokasi | 2 (optonal) | ||
Muatan eksternal maksimum | 10.000 lbs (9750 lbs untuk memverifikasi atau 4,53 ton) | 12.000 lbs (desain beban yang diperbolehkan 20.000 lbs) |
2.8 ton |
- Tabel kinerja dan "Pertahanan Times" pada bulan November 2007, "Bulanan Penerbangan> Oktober 2005, Korea Aerospace Industries pengenalan T-50-halaman, website dari Italia M-346 untuk isi Spesifikasi resmi akan disebut.
- M-346 lebih berat ditandai dan memiliki bagian yang sangat baik, M-346 anomali dari harga industri ringan tidak pasti apakah pembangunan yang sebenarnya akan. M-346 bersenjata 1 butir 1 dapat dipasang mujangman (T-50 adalah kemungkinan 3).
- TA-50 dari bersenjata lainnya: MK-82 500 dasar JDAM 9-kaki, MK-83 1000 dasar JDAM 5-kaki, roketeutan 8-kaki, LAU-68/131/3 MK-20/CBU-58 9 kaki, AGM-65 A / B / D model berdasarkan 8-kaki, menembak sasaran dua kaki dan kendaraan udara lainnya, 2-3 kaki
- TA-50 dari serikat militan terbesar (payload eksternal maksimum): rudal udara - bom bom -3 - -3 tanker bom - bom - rudal
- T/TA/FA-50 Range kasus yang dilaporkan sejauh ini tidak ada data yang tepat, data untuk setiap variasi adalah sisi serius. Namun, mesin output yang sama, dan bahan bakar internal yang sama dibandingkan dengan gas dan sementara itu, memiliki daya jelajah dari yang cukup panjang, diperkirakan. Baru-baru ini pada bulan Oktober 2009 data termasuk Seoul Air Show di choehang jarak 1850km (Max Cruise Range) sebagai unit konversi, yang 1.853km = 1nm untuk 1000nm yang diketahui tentang menghakimi.
- T-internal 50-konsumsi bahan bakar dan berat juga di Seoul Air Show pada bulan Oktober 2009 yang dikenal sebagai beberapa nilai lain, bahan bakar internal dan 2.182 kg, 6.636 kg dan mulus, termasuk bahan bakar internal yang disebut berat 8.818kg. Selain itu, tingkat maksimum 39.600 ft / min (12.1km/min) disebut beban desain -3 / 8 g, kecepatan maksimum Mach 1,5, berat 1, Berat maksimum lepas landas 27.300 lb(12.383 kg), berat kosong 14.600 lbs (6.622 kg), dll sumber utama diketahui.
- T-50 penerbangan terbukti top speed 18 dan 23 November 2009 telah dilakukan pada hari kedua, 18 th, Mach 1,4 jenis driver berdasarkan stabilitas DBLT WLSS Roll popu manuver dilakukan, 23 melebihi Mach 1,5 Pada .
- T-50 dari tingkat balik EM yang 15000ft pada kekuatan dorong dan tarik menetralisir satu sama lain pada titik 14,5 'dengan merekam F-16 dan yang sejenis, tetapi, T-50 dan FA-50 dan tapje peralatan tambahan dan bersenjata karena tarik efek seperti tingkat peningkatan berubah diharapkan untuk turun. Dan dalam kasus F-16 tingkat gilirannya berkelanjutan harus diukur oleh dua 7G, 6.5G T-50 lebih unggul untuk membatasi. Perbedaan lain antara dorong maksimum untuk terus dalam praktek juga memengaruhi tingkat giliran. F-18 dan F-16 dari tingkat berbalik dalam keadaan bersenjata yang dikenal menjadi primadona, Mirage 2000, F-16 dari spesifikasi rupanya jatuh dari ketinggian tinggi F-16 semakin baik tingkat giliran.
- T-50 Mach 0,5 atau kurang bermanuver daripada-M 346, jatuh lebih dari Mach 1,2 bermanuver daripada F-16 diketahui jatuh. Namun, sebagian besar perang udara dalam mendukung T-50 Mach 0,5-1,2 terjadi di daerah antara. Mulai mesin, supersonik T-50 untuk mengaktifkan afterburner dari mesin yang dilengkapi dengan pelatih, konsumsi bahan bakar rendah, mengingat bahwa mesin diperiksa dan diperbaiki sebagai seorang pejuang untuk mengganti mesin dapat dikembangkan.
- Pada tahun 2009, Seoul, penjelasan ADEX dari penyiar penyiaran T-50 dapat berubah 360 derajat hanya 15 detik, dan kali ini abadi percepatan gravitasi pilot dikatakan 8G. (Air menunjukkan demonstrasi dari belokan dibuat dari ketinggian rendah.)
Operator :
T-50 Golden Eagle Model, MSPO 2007.JPG
Dua pesawat T-50 dalam kompetisi aerobatik.
Bendera Korea Selatan Republik Korea
Bendera Indonesia Republik Indonesia, 16 Pesawat, Pengiriman pertama pada 2013, dua pesawat terakhir pada 25 Januari 2014. Di Indonesia, pesawat ini diberi nama resmi T-50i, dimana fungsinya adalah untuk pesawat LIFT (Lead In Fighter Trainer).
Spesifikasi :
Ciri-ciri umum :
Kru: 2
Panjang: 42 ft 7 in (12.98 m)
Rentang sayap: 30 ft 1 in (9.17 m)
Tinggi: 15 ft 8.25 in (4.78 m)
Berat kosong: 14,200 lb (6,441 kg)
Berat maksimum saat lepas landas: 26,400 lb (11,985 kg)
Mesin: 1 × General Electric F404 afterburning turbofan
Dorongan kering: 11,925 lbf (53.07 kN)
Dorongan dengan pembakar lanjut: 17,775 lbf (79.1 kN)
Kinerja :
Laju maksimum: Mach 1.4
Jangkauan: 1,150 mi ()
Langit-langit batas: 48,000 ft (14,630 m)
Persenjataan :
Guns: 1× M61A1 Vulcan 20 mm Gatling gun
Rockets: LAU-3/68
Missiles:
Air-to-air: 2× AIM-9 Sidewinder
Air-to-ground: 6× AGM-65 Maverick
Bombs: 5× CBU-58 cluster, 9× Mk 82, 3× Mk 83/MK 84, and 9× Mk 20.
Posting Komentar
Silahkan berkomentar dengan baik & sopan